Dalam perkembangannya, misi ini dinilai dapat menciptakan hujan meteor pertama yang disebabkan oleh manusia. Dikutip dari laman IFL Science pada Rabu (09\/10\/2024), DART ditemani oleh CubeSat kecil dari badan antariksa Italia yang disebut LICIACube untuk mengamati tabrakan tersebut.<\/p>\n
Dalam sebuah penelitian terbaru, tim ilmuwan internasional mengeksplorasi uji tumbukan itu untuk mengamati bagaimana puing-puing tersebut suatu hari nanti bisa mencapai bumi dan Mars sebagai meteor. Penelitian tersebut dipimpin oleh Dr. Eloy Pena-Asensio, seorang research fellow dari kelompok Riset dan Teknologi Astrodinamika Antariksa Dalam (DART) di Institut Politeknik Milan dan dipublikasikan oleh The Planetary Science Journal.<\/p>\n
Setelah melakukan serangkaian simulasi dinamis, peneliti menyimpulkan bahwa serpihan-serpihan asteroid itu bisa mencapai Mars dan sistem bumi-bulan dalam waktu satu dekade atau 10 tahun ke depan. Dalam penelitiannya, Pena-Asensio dan rekan-rekannya menggunakan data yang diperoleh oleh Light Italian CubeSat for Imaging of Asteroids (LICIACube), yang menemani misi DART dan menjadi saksi uji tumbukan kinetik.<\/p>\n
Data itu memungkinkan tim untuk membatasi kondisi awal lontaran, termasuk lintasan dan kecepatannya, mulai dari beberapa puluh meter per detik hingga sekitar 500 m\/detik. Tim kemudian menggunakan superkomputer di Fasilitas Navigasi dan Informasi Tambahan (NAIF) NASA untuk mensimulasikan apa yang akan terjadi pada lontaran tersebut.<\/p>\n
Hasil simulasi tidak menghalangi kedatangan partikel yang lebih lambat dari Dimorphos ke Bumi, namun, mereka hanya akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memasuki orbit planet kita dan membentuk hujan meteor. Meski demikian, tim tersebut berharap Dimorphid yang baru dijuluki itu mudah dikenali.<\/p>\n
Meskipun butuh waktu untuk mengonfirmasi penelitian ini dengan mengamati meteor dari Dimorphos. Hal ini juga menunjukkan pentingnya CubeSat dalam eksplorasi ruang angkasa.<\/p>\n
Para ilmuwan tidak akan tahu tentang kemungkinan munculnya meteor akibat misi DART tanpa LICIACubeBah. Bahkan, para peneliti masih berupaya memahami seluruh kumpulan data.<\/p>\n
Penelitian terkini telah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang gumpalan puing, dalam hal struktur dan kecepatan puing. Kompleksitas pemodelan peristiwa semacam itu tidak dapat diremehkan, tetapi tim LICIACube terus menghadapi tantangan tersebut.<\/p>\n