BERITA FILM TERBARU – Review Film: Sing Sing. Sing Sing meninggalkan rasa hangat yang cukup lama dalam hati saya. Kesan yang mendalam itu singgah berkat kepiawaian Greg Kwedar menulis dan mengarahkan cerita yang penuh cinta dari balik jeruji besi.
Dengan latar penjara dengan keamanan maksimum Sing Sing di New York, film bergenre drama itu menuturkan kisah yang tidak hanya menggugah, tetapi juga menginspirasi.
Penulisan cerita menjadi kekuatan utama Sing Sing. Cerita tentang kesibukan klub teater di balik penjara itu berhasil diturunkan menjadi naskah yang mulus dan gampang dicerna.
Cukup mudah pula bagi saya untuk berkenalan dengan napi anggota program Rehabilitation Through the Arts (RTA), dengan Divine G (Colman Domingo) sebagai pentolan grup seni teater di program tersebut.
Dari sudut pandang Divine G, penonton diajak melihat usahanya mengumpulkan para napi yang kehilangan arah di penjara, lalu menawarkan mereka untuk menemukan diri kembali melalui seni.
Deskripsi cerita itu mungkin terdengar bagai bualan yang abstrak dan klise, apalagi jika mengaitkan seni dengan pencarian jati diri.
Namun, Greg Kwedar nyatanya mampu mengusung gagasan itu menjadi cerita yang membumi. Ia menggabungkan gairah terhadap dunia seni teater dengan realita dunia penjara secara apik.
Semangat anggota RTA mempersiapkan produksi teater begitu menonjol sepanjang cerita. Di sisi lain, Kwedar sesekali menyoroti nasib narapidana sesungguhnya, seperti perubahan yang harus ditanggung karena perbuatan masa lalu hingga meragukan keberadaan mereka di dunia.
Perpaduan itu pun menjadi warna manis yang tergurat dalam cerita Sing Sing sejak awal film tersebut diputar di layar.
Namun, Sing Sing tidak hanya menampilkan dua dunia itu sebagai entitas yang dapat saling bersanding. Sang sutradara sesekali sempat membenturkan berbagai hal yang dialami para karakter.
Benturan itu bagai menjadi corong dari para narapidana di penjara yang sulit terungkap. Saya bahkan sesekali mendapati adegan dalam film itu seolah menjadi satir kehidupan di balik jeruji sesungguhnya.
Eksekusi visual Sing Sing kemudian mengikuti kemasan cerita yang terkesan membumi. Tidak ada arahan kamera yang megah atau menggunakan teknik berbelit.
Suguhan gambar di layar dibuat sesederhana mungkin. Greg Kwedar bersama sinematografer Pat Scola lebih banyak memainkan komposisi hingga teknik pengambilan gambar.
Di balik itu semua, yang paling bersinar dari Sing Sing sesungguhnya adalah orang-orang di barisan pemeran.
Colman Domingo, sang pemeran utama, berhasil menyajikan penampilan gemilang sepanjang film berjalan. Ia berhasil membawa karakter Divine G sebagai sosok krusial di antara narapidana anggota RTA lainnya.
Rentang emosi dan pergulatan nurani Divine G dalam cerita Sing Sing juga tersampaikan apik berkat aksi Domingo. Ia sanggup menghadirkan kesan dewasa dan bijak layaknya napi senior, tetapi juga rapuh dan frustrasinya seorang tahanan yang tidak kunjung bebas.
Penampilan ini tentu layak mengantar Domingo menuju nominasi Best Actor Piala Oscar 2025. Ia mungkin mendapat peluang yang lebih besar setelah gagal membawa pulang piala di Oscar 2024 lewat karakter Bayard Rustin dari film Rustin (2023).
Namun, kejutan sesungguhnya baru muncul saat saya mengetahui bahwa ternyata para pemeran pendukung di film itu adalah eks narapidana Sing Sing sungguhan yang tergabung di klub teater RTA.
Menggabungkan aktor profesional dengan aktor teater amatir ternyata tidak berujung kacau dalam Sing Sing. Kombinasi itu justru sukses membuat kehadiran setiap karakter menjadi kian autentik.
Apresiasi tentu layak diberikan kepada Divine Eye, Dap, Preme, JJ, Dino, dan mantan anggota RTA lain yang bergabung dalam Sing Sing. Tak hanya itu, duo penulis naskah Greg Kwedar dan Clint Bentley juga layak dipuji karena piawai mengatur cerita supaya tetap mulus.
Secara garis besar, tidak ada kelemahan yang berarti dari Sing Sing. Film ini masih cukup ramah untuk disaksikan penonton umum walau dikemas dengan gaya yang tidak komersial.
Saya juga meyakini Sing Sing tetap mendulang banyak penonton jika tayang secara reguler di bioskop, meski jumlah penontonnya tidak akan semasif film blockbuster di luar sana.