BERITA FILM TERBARU – 6 Fakta Badarawuhi di Desa Penari yang Tembus 2 Juta Penonton, 3 Hari Rekam Adegan Dawuh Menari. Badarawuhi di Desa Penari resmi menembus 2 juta penonton, pada Rabu (17/4/2024). Karya sineas Kimo Stamboel ini menjadi film Indonesia terlaris kedua tahun 2024.
Ditemui di Jakarta, baru-baru ini, Kimo Stamboel mengaku tak terbeban dengan rekam jejak KKN di Desa Penari sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa bersama 10 jutaan penonton.
Apabila kita bisa menghibur audiens, lalu penonton senang dengan karya saya, saya happy. Kalau angka (jumlah penonton) itu lebih ke produser. Saya lebih mengutamakan fans Badarawuhi,” katanya.
1. Syuting 36 Hari
Mengisahkan perjalanan Mila, Yuda, Arya, dan Jito ke ujung Timur Pulau Jawa, Badarawuhi di Desa Penari nyatanya syuting di Jawa Tengah dan sekitar Yogyakarta selama sebulan lebih.
“Sebenarnya setting-nya di Banyuwangi. Cuma look dari yang kita kejar ada di Jawa Tengah. Kami mengarah ke sana karena KKN di Desa Penari juga di sana. Jadi saya harus menyesuaikan. Kami syuting 36 hari,” kata Kimo Stamboel.
2. Tarian Autentik untuk Para Dawuh
Genre horor bukan hal baru bagi Kimoe Stamboel yang dikenal publik lewat film Sewu Dino dan Ivanna. Meski begitu, syuting Badarawuhi di Desa Penari tetap menantang karena unsur-unsur di dalamnya tidak ada dalam film horor karya Kimo Stamboel sebelumnya.
“Ada tarian, story yang kental tentang ibu dan anak. Mitos-mitos di dalamnya digambarkan dalam skrip secara detail. Saya lebih banyak riset. Tariannya riil, benaran ada. Saya lupa namanya. Kami mengambil satu aliran tari yang autentik lalu diaplikasikan dalam film,” akunya.
3. Badarawuhi Abu-Abu
Kimo Stamboel berbagi kesan tentang sosok Badarawuhi yang viral sejak bertahun silam gara-gara KKN di Desa Penari. Menurutnya, Badarawuhi punya latar belakang kompleks. Ia penguasa kawasan Angkara Murka. Di sisi lain, Badarawuhi terbelenggu.
“Sebenarnya dia terbelenggu makhluk-makhluk di dalam situ. Dia korban yang dipuja-puja hingga harus melakukan ritual demi makhluk-makhluk di sekitarnya, yang kalau tidak dihibur, akan marah dan memakan manusia. Dia baik sekaligus buruk. Abu-abu,” ulasnya.
4. 2 Malam Eksekusi Adegan Badai
Dalam catatan Kimo Stamboel, setidaknya ada dua adegan yang paling sulit dieksekusi. Pertama, malam-malam hujan badai. Meski muncul sekelebat, persiapannya terbilang lama.
“Itu sekelebat. Kami butuh waktu lumayan lama untuk mempersiapkannya. Kami harus bikin badai yang besar dan riil. Hampir 2 malam mengeksekusi adegan ini. Heavy banget,” tutur Kimo Stamboel.
5. 3 Hari di Angkara Murka
Adegan lain yang tak kalah sulit, koreografi para dawuh saat menari di Angkara Murka. Dibingkai dalam beberapa angle hingga terlihat grande, persiapannya tak mudah.
“Kedua, adegan (para dawuh) menari yang ada di Angkara Murka. (Kami butuh waktu) tiga hari untuk mengeksekusi adegan ini. Enggak gampang sih,” paparnya panjang.
6. Framing IMAX Butuh Lebih Detail
Kimo Stamboel memastikan production value maupun kualitas keseluruhan Badarawuhi di Desa Penari lebih baik ketimbang pendahulunya. Semua aspek termasuk yang mengandung unsur mistis sangat dijaga para kru.
“Tim kreatif menjaga keautentikan cerita SimpleMan. Produser juga menjaga. Itu sangat menantang. Kita syuting untuk IMAX yang secara framing butuh lebih detail, enggak boleh ada yang salah. Lalu, koreografi para dawuh,” Kimo Stamboel mengakhiri.